RYUKYU BUYO

琉球舞踊

Ryukyu Buyo adalah tari tradisional Okinawa yang diciptakan pada masa Okinawa masih dikenal sebagai Kerajaan Ryukyu. Pada abad ke 15-16, Kerajaan Ryukyu memiliki hubungan dengan berbagai bangsa di Asia, seperti Jepang, Cina, Korea, Filipina, Vietnam, Thailand, Malaysia, termasuk kerajaan di Sumatera dan Jawa. Hubungan ini melahirkan beragam kebudayaan Okinawa yang otentik, termasuk Ryukyu Buyo.

Ryukyu Buyo merupakan bentuk tarian klasik yang menjadi dasar seni tradisi yang berkembang hingga saat ini. Pertunjukan ini dilengkapi dengan alat musik senar tiga (Sanshin), koto, taiko, dan flute. Pada awalnya tarian ini dilakukan oleh laki-laki berusia muda di istana untuk menyambut para tamu dari bangsa asing. Pada akhir abad ke-19, setelah Kerajaan Ryukyu berubah menjadi prefektur Okinawa, tarian ini dilakukan di berbagai teater kota, yang kemudian memperbolehkan perempuan untuk ikut serta.

Ragam Warna
Ryukyu Buyo

Pertunjukan di Jakarta akan menampilkan sepuluh tarian dan dua pertunjukan solo alat musik selama kurang lebih 90 menit, yang diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu:

• 
  

  Kategori pertama adalah Tari Klasik, yang menampilkan tarian-tarian dari acara jamuan resmi Kerajaan Ryukyu seperti perayaan naik tahta raja. Tarian ini dibawakan oleh para prajurit berdasarkan usia dan jenis kelaminnya, meliputi Rojin-odori; Wakashu-odori; Niisee-odori; dan Onna-odori. Pada saat itu, semua tarian ini dilakukan oleh laki-laki.




• 
  

  Kategori kedua adalah tari Kreatif, atau Zo-odori, meliputi Angwa; Uchikumi; Otoko; dan Gunbu. Tarian-tarian ini berkembang sejak era modern, memadukan teknik tari klasik Ryukyu dan tema kehidupan sehari-hari rakyat biasa yang penuh semangat dan menjadi tarian yang populer.

Jangan lewatkan kesempatan menikmati pertunjukan ini, dan selami keragaman warna Ryukyu Buyo!